Rabu, 29 Oktober 2008

Musuh dibalik kesempurnaan wanita Kista dan Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker ovarium mendapat julukan the silent lady killer karena menjadi penyebab kematian tertinggi wanita. Julukan itu juga menyiratkan sifat kanker ovarium yang sulit dideteksi ketika stadium dini. Biasanya kanker ini baru bisa dideteksi setelah memasuki stadium lanjut.

Gejala biasanya dapat didiagnosis bila terjadi pembesaran perut karena terdapat penggumpalan cairan di dalam perut. Kondisi ini memberi rasa sakit di perut dan terjadi pendarahan cukup banyak ketika menstruasi. Gangguan menstruasi terjadi ketika tumor menyerang hormon. Gejala lainnya, kadang perut terasa begah, kembung dan merasa tidak nyaman. Bila stadium berlanjut, maka gejala selanjutnya selain perut membesar akan terasa ada benjolan di perut ketika diraba, nyeri panggul, gangguan buang air besar atau buang air kecil akibat penekanan pada saluran pencernaan dan saluran kencing. Pada stadium yang lebih lanjut, penderita dapat mengalami penimbunan cairan di rongga perut sampai mengalir ke rongga dada. PErutpun tampak semakin membuncit. Bahkan bisa juga sampai terjadi sesak napas. Nah, kalau sudah begini kanker ovarium sudah terlambat diatasi.

Hubungan dengan kanker payudara
Wanita yang beresiko terkena kanker indung telur atau kanker ovarium biasanya berhubungan dengan kanker payudara. Ada link keluarga sehingga disebut sindroma kanker payudara. Meski faktor keturunan berperan dalam terjadinya kanker ovarium, wanita yang tidak memilii keluarga penderitra kanker ovarium dapat pula terkena penyakit kanker ini. Selain faktor keturunan, penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui sampai saat ini.

Siapa yang beresiko ?
Kanker ovarium dapat menyerang wanita usia muda hingga tua. Kasus penderita kanker ovarium termuda yang ditemui berusia 8 tahun. Jadi kanker ovarium ini tidak pandang usia. Wanita yang beresiko menderita kanker ovarium biasanya wanita yang mengalami kesulitan memiliki anak, wanita yang tidak memiliki anak dan wanita yang mendapat pemicu ovulasi (terapi hormon).

Jenis Benjolan
Ditemukannya suatu kantung tak biasa di ovarium bukna berarti Anda langsung divonis menderita kanker ovarium. Ada jenis kista diovarium yang berkaitan dengan siklus menstruasi yang lebih dikenal dengan nama kista fungsional. Untuk memastikannya, ksita fungsional dapat dilihat dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan kantung dengan ruangan tunggal yang hanya berisi cairan. Umumnya kista ovarium fungsional akan menyusut dengan sendirinya dalam waktu 1-3 bulan. Ini dapat dilihat dengan pemeriksaan USG kembali untuk memastikan apakah ukuran kista sudah mengecil atau bahkan lenyap sama sekali. Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak, kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab perubaha sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat-sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fungsional yang hanya terisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campouran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. Adanya kanker pada daerah indung telur akan mengganggu kesuburan. Namun bila berupa kista, masih ada harapan wanita tersebut tetap memiliki anak jika kistanya sudah dapat diatasi dengan baik. kanker yang sudah memasuki stadium lanjut, dapat menyerang organ-organ tubuh lainnya seperti usus (yang paling sering) dan paru-paru. Resiko kematian akan semakin besar.

Deteksi dini
Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker ovarium ini dideteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka akan teraba ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutnya akan dilakukan Ultrasonografi (USG) untuk memastikan apakah ada tanda-tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsi) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparoskopi, melalui lubang kecil diperut. Pemeriksaan lainnya dengan CT-Scan dan tumor marker (pertanda tumor) dengan pemeriksaan darah.

Pengobatan

Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru dilakukan kemoterapi atau radiasi.


Penulis: Tim Human Health
Waktu terbit: Aguatus 2005
Sumber : Human Health Agustus 2005
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=990&tbl=biaswanita
Waktu akses: Rabu, 29 Oktober 2008

Tidak ada komentar: