Senin, 03 November 2008

Agar Keputihan Tak Berulang

Keputihan tak boleh dianggap remeh. Bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker. Hampir setiap wanita pernah mengalaminya. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih .

Pada dasarnya dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah tidak berlebihan. Cairan ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan di dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual. Sedang yang dimaksud dengan keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal. Ini karena terjadi infeksi yang disebabkan kuman, bakteri, jamur atau infeksi campuran. Keputihan bisa juga disebabkan adanya rangsangan mekanis oleh alat-alat kontrasepsi sehingga menimbulkan cairan yang berlebihan. Pada tipe keputihan ini, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan. Biasanya diiringi rasa gatal dan bau tak sedap.

Keputihan normal ditemukan pada bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari yaitu akibat pengaruh hormon estrogen ibu terhadap rahim dan vagina janin, saat janin masih didalam kandungan, perempuan dewasa apabila ia dirangsang waktu senggama dan saat mengalami haid yang pertama kali.

Sebenarnya didalam alat genital wanita terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang menjaga kadar keasaman pH vagina. Normalnya angka keasaman pada vagina berkisar antara 3,8-4,2.Sebagian besar , hingga 95% adalah bakteri laktobasilus dan selebihnya adalah bakteri pathogen (yang menimbulkan penyakit).

Biasanya ketika ekosistem didalam keadaan seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Masalah baru timbul ketika kondisi asam ini turun alias lebih besar dari 4,2. Bakteri-bakteri laktobasilus gagal menandingi bakteri patogen. Ujungnya, jamur akan berjaya dan terjadilah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bias mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih.

Penyebab lain dari keputihan adalah penggunaan pakaian ketat dan atau celana terbuat dari bahan sintesis. Apalagi jika dibiarkan dalam keadaan basah, misalnya, pakaian yang dipakai setelah berolah raga akan mendukung pertumbuhan jamur. Begitu juga dengan penggunaan spray atau deodoran untuk alat genital harus diwaspadai karena rentan mengubah keasaman vagina. Selain itu kelelahan dan stress juga bisa memicu keputihan. Padahal hampir setiap wanita terutama di kota besar rentan terhadap stress.

Celakanya wanita diperkotaan sekalipun sering malu berobat kedokter, sehingga tak sedikit yang beranggapan keputihan merupakan hal wajar dan tidak perlu diobati. Padahal keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, dari vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan hingga kanker. Keputihan yang tidak segera diobati akan menimbulkan komplikasi penyakit radang panggul yang berlarut-larut dan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) karena kerusakan dan tersumbatnya saluran telur. Penyebab lain dari keputihan selain infeksi adalah adanya benda asing, yaitu adanya kotoran tanah atau biji-bijian pada anak-anak atau tertinggalnya kondom atau benda lain yang dipakai waktu senggama atau akibat karet pengganjal (pesarium) yang digunakan untuk mencegah rahim turun. Begitu juga pada wanita menopause dimana sel-sel dari vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina kering sering timbul rasa gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.

Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk ,sering disertai darah tak segar.


Sumber:
http://www.gealgeol.com/2008/08/27/agar-keputihan-tak-berulang.html
Waktu akses: 03 November 2008

Tips dan Trik Merawat Organ Intim

Banyak cara dilakukan kaum wanita untuk merawat organ intimnya agar tetap terjaga kebersihannya. Namun tak jarang cara yang dilakukannya justru berisiko.

Seharusnya, merawat organ intim tanpa kuman dilakukan sehari-hari mulai bangun tidur dan mandi pagi. Daerah di sekitar vagina harus dibersihkan dengan sabun, sama halnya seperti bagian tubuh yang lainnya. Membersihkan organ intim wanita tidak perlu sampai kebagian dalamnya, cukup pada bagian luar permukaan vagina saja.

Terpenting, mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian. Sebab, bila lupa dikeringkan, akan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur.

Pada beberapa wanita, ada yang dengan sengaja terbiasa menaburkan bedak di vagina dan daerah sekitarnya. Tujuannya agar organ intimnya menjadi harum dan kering sepanjang hari. Cara itu tidak dianjurkan karena ada kemungkinan bedak tersebut akan mengumpul di sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan.

Bila dibiarkan, tumpukan bedak ini lama kelamaan akan mengundang kuman. Ini disebabkan karena struktur vagina yang memiliki banyak lipatan (rugae), sehingga dianjurkan untuk membilas dan menggosok bagian vagina dengan cermat terutama setelah buang air kecil. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah tertinggalnya sisa air kemih ataupun kotoran lainnya. Setelah itu, keringkan vagina dengan menggunakan tissue ataupun handuk kecil. Bila celana dalam terkena cipratan air kemih atau air bilasan, usahakan untuk segera diganti dengan celana kering. Yang paling baik, disediakan celana dalam ganti didalam tas kemanapun juga untuk berjaga-jaga.

Celana dalam ikut menentukan kesehatan organ intim. Bahan yang paling baik dari katun, karena dapat menyerap keringat dengan sempurna.

Celana dari bahan satin ataupun bahan sintetik lainnya, justru menyebabkan organ initim menjadi panas dan lembab.

Bahan pakaian luar pun perlu diperhatikan seorang wanita. Bahan dari jins memiliki pori-pori yang sangat rapat, sehingga tidak memungkinkan udara untuk mengalir secara leluasa.

Rok atau celana berbahan kain lebih dianjurkan, terutama bagi wanita yang sedang mengalami haid dan gemuk. Darah yang keluar saat haid menyebabkan daerah sekitar vagina menjadi lebih lembab daripada biasanya. Untuk itu harus pula diperhatikan lebih cermat dibandingkan pada hari biasa.

Idealnya, pembalut saat haid diganti setiap mandi dan selesai buang air kecil walau hal ini prakteknya sulit dilakukan.

Dianjurkan untuk mengganti pembalut 4-5 kali sehari disaat darah haid sedang banyak-banyaknya. Bila pada hari-hari haid terakhir, cukup mengganti pembalut 3 kali sehari yaitu pada pagi, sore dan malam hari.

Perlu diketahui darah haid merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab keputihan dan infeksi. Kalau seharian terus menerus memakai pembalut yang sama tanpa diganti akan menimbulkan keluhan gatal disekitar vagina.

Kalau gatal itu digaruk, dapat menyebabkan luka lecet. Bisa dibayangkan jika luka lecet tersebut mengalami kontak dengan darah haid yang penuh dengan bakteri, bisa dipastikan akan memperparah keadaan luka tersebut.

Untuk itu, biasakanlah membersihkan organ intim disaat haid dengan lebih cermat.

Disarankan agar kaum wanita yang sedang haid memakai sabun pembersih, sehingga terbebas dari rasa gatal sepanjang hari.

Gunakan Panty Liner

Untuk mengurangi kelembaban di sekitar daerah organ intim wanita, sebaiknya menggunakan panty liner. Beberapa hari menjelang dan sesudah haid, biasanya wanita akan mengalami keputihan normal (bukan penyakit) sebagai akibat pengaruh hormon.

Pada saat seperti itu, pemakaian panty liner sangat membantu untuk mengurangi rasa lembab dan basah pada celana dalam. Sama halnya seperti pembalut, panty liner pun sebaiknya tidak dipakai terus menerus dari pagi hingga sore hari. Sebaiknya panty liner juga diganti siang hari meskipun sekilas terlihat kering dan bersih, karena bisa saja dipermukaan panty liner tersebut terdapat cairan keputihan atau sisa air kemih yang menempel.

Sebab, bila tidak segera diganti, maka bakteri dan kotoran akan kontak kembali dengan permukaan luar vagina, sehingga mengakibatkan infeksi dan keputihan abnormal.

Pemakaian panty liner terus menerus tiap hari juga sangat tidak dianjurkan, karena panty liner akan menutup aliran udara disekitarnya sehingga menyebabkan kondisi disekitar vagina menjadi panas dan semakin lembab.

Panty liner sebaiknya tidak digunakan pada saat haid tapi diluar waktu haid. Jenis apa yang akan dipilih tergantung selera dan ketahanan kulit masing-masing wanita. Yang jelas ada dua pilihan, yakni yang mengandung parfum dan non parfum.

Biasanya wanita lebih menyukai panty liner dengan parfum. Alasannya mereka merasa daerah organ intimnya menjadi lebih wangi seperti memakai bedak.

Pemakaian tissue untuk membersihkan vagina usai buang air kecil tidak menyehatkan. Ini karena tissue tidak mampu untuk mengangkat semua kotoran yang masih melekat pada organ intim. Selain itu tisue juga belum tentu steril (bebas kuman). Ada tissue yang terbuat dari serbuk kayu yang bisa jadi tercemar jamur pada saat proses pembuatannya. Membersihkan vagina dengan air akan lebih baik dibandingkan dengan tissue. Yang penting diingat bahwa setelah membasuh vagina usai buang air kecil, vagina harus dikeringkan, jangan biarkan vagina dalam keadaan basah. Atau kalaupun terpaksa menggunakan tissue, sebaiknya tissue dibasahkan dulu karena tissue kering tidak memampu menyerap habis sisa air seni dan kotoran yang menempel disekitar vagina.

Untuk membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan menggunakan shower toilet. Semprotlah pemukaan luar vagina dengan pelan dan menggosoknya dengan tangan. Karena dengan menggosok diharapkan semua kotoran akan terlepas dengan lebih baik. Sekali lagi untuk tissue sebaiknya digunakan setelah membilas permukaan luar dari vagina dengan air dan tujuannya hanya untuk mengeringkan. Dalam hal ini pakailah tissue yang tidak mengandung parfum dan berwarna putih. Karena tissue yang demikian itu tidak mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina.


Sumber: http://www.gealgeol.com/2008/08/26/tips-dan-trik-merawat-organ-intim.html
Waktu akses: 03 November 2008

Keputihan, Si Putih Yang Menjengkelkan

Tak kenal maka tak sayang, demikian ungkapan dari nenek moyang kita bila menjumpai sesuatu yang baru dalam kehidupannya sehari hari. Ternyata ungkapan ini cocok juga diberlakukan untuk penyakit, cuma kata katanya kita ubah sedikit menjadi tak kenal maka tak diobati.

Salah satu penyakit yang perlu dikenal oleh kaum wanita adalah keputihan. Perkenalan ini tentu bukan untuk disayangi dan dipelihara tetapi untuk diobati, walaupun tidak semua keputihan memerlukan pengobatan. Maka dari itu, pertama tama harus dibedakan dahulu, mana keputihan yang normal terjadi pada setiap wanita dan mana yang tidak.

Keputihan atau dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus, adalah cairan yang keluar dari vagina/liang kemaluan secara berlebihan. Dalam keadaan normal, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu cairan yang keluar tersebut merupakan suatu penyakit.

Bila cairan yang keluar jernih, berlendir banyak namun tidak berbau maka hal ini merupakan sesuatu yang normal terjadi saat seorang wanita menjelang menstruasi, kelebihan hormon estrogen dan stress. Keputihan seperti ini juga sering dijumpai pada wanita hamil.

Jika cairan yang keluar seperti susu kental, lengket, sangat banyak dengan bau yang tidak begitu mencolok maka kemungkinan telah terjadi radang pada serviks/leher rahim (servisitis) dan vagina (vaginitis).

Cairan yang keluar berwarna coklat, encer seperti air, sangat banyak dan lembab, maka kemungkinan wanita tersebut menderita vaginitis, servisitis, gangguan pembuluh darah pada serviks, endometriosis dan saat pengobatan kanker dengan radiasi. Warna coklat timbul akibat perdarahan yang terjadi akibat kelainan tersebut.

Bila cairan berwarna abu abu dengan garis darah, encer seperti air, sangat banyak dan berbau busuk yang keluar dari vagina, maka kemungkinan wanita tersebut menderita ulkus vagina, vaginitis. Kemungkinan lain yang sangat perlu diwaspadai adalah kanker baik ganas maupun jinak.

Jika cairan yang keluar berwarna merah muda, cair, sangat banyak tetapi tidak berbau maka kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri non spesifik. Gejala ini juga timbul saat seorang wanita kelebihan hormon estrogen.

Bila cairan yang keluar putih, encer berbintik bintik banyak, berbau apek disertai dengan nyeri saat buang air kecil serta gatal di sekitar kemaluan maka kemungkinan wanita tersebut menderita infeksi yang disebabkan oleh jamur. Candida albicans adalah jamur yang paling sering hinggap di kemaluan seorang wanita.

Bila cairan yang keluar kuning kehijauan, berbusa, merah, sangat banyak, gatal, berbau busuk dan ditemukan nyeri tekan pada sekitar kemaluan serta kemerahan pada vagina, maka kemungkinan telah terjadi infeksi yang disebabkan oleh kuman protozoa Trichomonas vaginalis.

Terakhir, bila cairan yang keluar berwarna kuning, kental, sangat banyak, terasa panas dan gatal pada kemaluan, nyeri tekan pada daerah sekitar kemaluan, nyeri saat buang air kecil, maka kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoe atau lebih beken disebut GO.

Nah, bila kelak menemukan gejala keputihan seperti diatas, segeralah berkonsultasi ke dokter kesayangan anda, sebab pengobatan yang tepat dan cepat harus dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah naik ke panggul sehingga terjadi penyakit yang dikenal dengan penyakit radang panggul. Komplikasi jangka panjang lebih mengerikan lagi yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan lengketnya organ organ dalam kemaluan terutama tuba fallopii.


Waktu terbit: 22 Oktober 2007
Sumber: http://www.blogdokter.net/2007/10/22/keputihan-si-putih-yang-menjengkelkan/
Waktu akses: 03 November 2008

Organ Reproduksi

Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria dirancang untuk dapat menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sperma tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi, yaitu air mani .

Pembuatan Sperma?

Bagian yang paling menentukan saat pembuatan sperma adalah testis. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar, dan memiliki ekor keriting yang berguna mendorong sperma memasuki air mani . Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut acrosome yang mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis yang aman tersimpan dalam kantung zakar. Posisi ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar. Jadi, hindari hal-hal yang menyebabkan suhu disekitar kantung zakar menjadi tinggi karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma.


Sistem Reproduksi Wanita

Pada dasarnya organ reproduksi wanita terdiri dari indung telur (ovarium) dan uterus serta saluran-saluran berhubungan dengan keduanya. Uterus terletak dibagian pusat sistem, uterus berbentuk kantung tempat bayi berkembang. Tanpa bayi didalamnya uterus sangat kecil hanya 7 hingga 9 cm. Pada bagian yang menuju luar, uterus berhubungan melewati bagian cervix menuju vagina yang merupakan jalan masuknya penis dan sperma.

Ilustrasi. Sistem Reproduksi Wanita

Cervix adalah bagian bawah dari uterus yang memiliki saluran menuju vagina. Bagian atas uterus adalah saluran falopian. Dekat dengan bagian bawah saluran ini adalah ovarium. Ovarium menghasilkan sekitar 200 ribu sampai 400 ribu folikel.

Bagian dalam uterus disebut endometrium yang selama kehamilan akan menebal. Bila tidak terjadi kehamilan maka lapisan endometrium akan meluruh dan terjadilah menstruasi periode berikutnya.

Ilustrasi. Struktur Bagian Dalam Uterus

Hormon Reproduksi

Hipotalamus dan kelenjar pituitary mengatur hormon-hormon reproduksi. Hormon-hormon tersebut terdiri dari :

· Hipotalamus menghasilkan gonadotropin-releasing hormone (GnRH)

· GnRH merangsang kelenjar pituitary memproduksi FSH dan LH

· Estrogen, progesterone dan testosterone disekresi oleh ovarium.

Ovulasi

Seorang wanita akan memiliki kemampuan untuk bereproduksi setelah ia memasuki masa pubertas dan mulai mengalami haid. Proses pembuahan sangatlah kompleks :

· Pada awal siklus menstruasi, FSH merangsang beberapa folikel menjadi dewasa sekitar 2 minggu sampai sel telur mendekati ukuran tiga kali lipat. Hanya satu folikel yang akan menjadi dominan untuk satu siklus.

· FSH memberikan sinyal folikel dominan tersebut untuk memproduksi estrogen yang akan mencapai uterus. Didalam uterus,estrogen merangsang penebalan lapisan uterus (endometrium)

· Estrogen mencapai puncaknya sekitar hari ke-14. Pada saat itu, estrogen memicu kenaikan LH.

LH memiliki dua peran penting yaitu :

· Kenaikan LH tersebut akan merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi terjadi dikarenakan folikel dominan terdorong dan melepaskan sel telurnya ke salah satu saluran falopian. Didalam saluran inilah, sel telur akan dibuahi oleh sperma.

· Folikel yang pecah akan kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron. Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur dan dimulailah siklus berikutnya, kecuali jika terjadi pembuahan.


Sumber: http://www.medicastore.com/fertitest/isi.php?isi=organrep
Waktu akses: 03 November 2008

Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda

Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda
Gizi.net - Bawang putih, purwaceng, pasak bumi, dan Ginkgo biloba berkhasiat mengatasi disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi (DE), impotensi, dan kanker prostat. Istilah-istilah itu akrab dengan urusan kesehatan reproduksi pria. Jika tidak mewaspadai penyebabnya, kaum Adam bakal repot menghadapinya. Selain faktor psikis, penyebab masalah tersebut juga berkaitan dengan berbagai penyakit. Di antaranya diabetes mellitus (DM), gangguan ginjal atau gagal ginjal, jantung, dan infeksi menular seksual (IMS). Pada jaringan reproduksi pria organ yang paling sering bermasalah adalah pada kelenjar prostat. Prostat adalah salah satu kelenjar saluran reproduksi pria yang terletak di antara kantong kemih dan saluran kemih keluar (uretra) dan mengelilingi saluran uretra. Fungsi prostat adalah memproduksi cairan yang ikut bercampur pada air mani. Gangguan prostat bahkan bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Penyakit-penyakit pada prostat antara lain radang prostat (prostatitis), pembesaran prostat jinak (BPH), dan kanker prostat. Radang prostat bisa menimpa pria dewasa muda (30-45 tahun). Gejalanya berupa rasa tak enak pada perut bagian bawah atau selangkangan. Penyebabnya kuman, makanan, hingga ke unsur psikologis (pikiran). Radang ini bisa menahun. Menurut Prof DR Dr Doddy M Soebadi SpB SpU-K dari Bagian Urologi RSU Dr Soetomo Surabaya, mulai usia 35 tahun prostat secara perlahan-lahan akan bertambah besar (BPH). Ketika usai pria semakin tua prostat dapat berubah menjadi keganasan, seperti karsinoma prostat (ca-prostat). ''Semua keluhan yang berasal dari prostat biasanya disebut sebagai keluhan saluran kemih bagian bawah, yang dahulu dikenal sebagai prostatisme. BPH terjadi seperti halnya rambut menjadi putih,'' jelas Doddy.

Disfungsi ereksi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti yang dikemukakan oleh 1st International Consultation on ED pada 1999 di Paris, yamh dimaksud disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan seorang pria, baik secara konsisten atau berulang, untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk bisa melakukan hubungan intim yang memuaskan. Kira-kira 52 persen pria berusia 40-70 tahun menderita DE, mulai dari ringan hingga berat. Begitu laporan Massachusets Male Aging Study (MMAS).

Sementara menurut Dr Hady Syarif dari Bayer HealthCare, kasus DE sebenarnya sangat banyak terjadi. Kembali terungkap dari data MMAS, 152 juta pria di dunia diperkirakan menderita gangguan keperkasaannya (impotensi). Angka itu diperkirakan akan membengkak pada 2025 menjadi 322 juta penderita impotensi. Sebanyak 100 juta di antaranya pria di Asia. Meskipun penderita DE banyak sekali, para ahli kesehatan memperkirakan hanya 15-20 persen pria penderita DE tersebut yang bersedia berobat. Dengan meningkatnya jumlah penderita diabetes tiap tahun, terutama di negara berkembang, jumlah penderita DE pun akan bertambah. Karena itu, pola hidup sehat sangat dianjurkan sebagai usaha pencegahan DE.

Pengobatan
Banyak obat-obatan yang diyakini masyarakat dapat mengatasi DE. Mulai dari yang dijual bebas maupun melalui pasar gelap. Ramu-ramuan tradisional merupakan salah satu yang diyakini oleh masyarakat dapat dipakai sebagai obatnya. Tentu saja ramuan dan cara tradisional juga memerlukan pengujian klinis agar aman digunakan. Namun, secara medis dunia kedokteran hanya mengenal empat lini pengobatan DE.

Yakni, dengan terapi oral, terapi intra-uretral, terapi injeksi intra-kavernosa, dan pemasangan protesa penis. Semua terapi itu harus mendapatkan pengawasan khusus dari dokter. Beberapa tahun terakhir ini di negara-negara barat ada obat yang populer digunakan. Obat oral berbahan aktif bahan kimia sintetis sildenafil sitrat ini banyak dipakai untuk mengatasi gangguan DE di seluruh dunia. Daya kerjanya langsung ke syaraf-syaraf di sekitar organ genital pria. Karena itu, beberapa saat setelah mengkonsumsi obat yang berfungsi sebagai erektogenik ini, penderita DE akan langsung merasakan hasilnya. Sayang, ada beberapa efek samping yang dilaporkan. Antara lain, sakit kepala, kulit kemerahan, gangguan penglihatan, hidung buntu, dan sakit otot.

Afrodisiaka
Sementara itu, masyarakat telah lama menggunakan beberapa tanaman untuk meningkatkan fungsi seksual. Tanaman itu memiliki efikasi (keampuhan) sebagai obat pada fitofarmaka. Kini efikasi beberapa tanaman itu telah diteliti oleh beberapa dokter di Indonesia. Mereka adalah Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp And FAACS pakar andrologi dari Universitas Udayana Denpasar dan Prof Dr dr Arif dimoelja Sp And MSc, pakar andrologi dari FKU Universitas Hangtuah/RS pendidikan Angkatan Laut Surabaya. Menurut Prof Wimpie, cara kerja tanaman obat pada perbaikan fungsi ereksi berbeda dari obat kimia.

Tanaman obat bekerja memperbaiki imunitas tubuh, dan membangkitkan rangsang pada sistem syaraf pusat yang juga memperbaiki sirkulasi darah, lalu akan membangkitkan kesegaran tubuh dan mendorong gairah seksual, serta akhirnya fungsi ereksi membaik. Prof Arif menemukan beberapa tanaman obat yang memiliki fungsi afrodisiaka atau pembangkit gairah erotis (obat erogenik atau sex arousal agent. Di antaranya bawang putih digolongkan sebagai afrodisiaka karena sifatnya yang menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga secara tidak langsung dapat melenturkan pembuluh darah dan memperbaiki kelenturan pembuluh darah. Dengan begitu akan terjadi perbaikan lenturan pembuluh darah fungsi vaskuler, baik di otak, jantung, dan dalam organ genital pria. Salah satu tanaman yang memiliki khasiat mengatasi DE, ungkap Prof Arif, adalah Pimpinella pruacen, tanaman obat yang banyak tumbuh di pegunungan Dieng Jateng. Masyarakat Jawa lazim menyebutnya purwaceng. Senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ini memberikan efek memberi rasa hangat pada tubuh serta meningkatkan emosi.

Berikutnya adalah tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia). Tanaman ini banyak ditemukan di Kalimantan, Sumatera, dan Malaysia. Pasak bumi juga bersifat afrodisiaka karena bahan aktif eurycomanol yang dikandungnya. Ada pula Ginkgo biloba, tanaman yang banyak dijumpai di Amerika dan mengandung bahan aktif 9-6ginkgobiloba flavanoid glycoside. Tumbuhan ini bermanfaat memperbaiki peredaran darah perifer maupun peredaran darah otak yang akan menciptakan rangsang erotik lebih bai. Ini akan membangkitkan libido melalui susunan syaraf pusat dan otonom sehingga memroduksi penghantar syaraf (neurotransmitter) nitrit oksida (NO). NO merupakan syarat utama untuk terjadinya relaksasi otot polos dalam korpus kavernosum yang diperlukan untuk membangkitkan ereksi.

Agar Tidak Disfungsi Ereksi

Penderita diabetes mellitus (DM) berisiko 2-5 kali lebih rentan menderita disfungsi ereksi (DE) atau impotensi dibandingkan pria yang sehat. Pria penderita penyakit ini cenderung mengalami DE 10-15 tahun lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Sebanyak 95 persen pria penderita diabetes akan mengalami impotensi pada usia 70 tahun. Menurut Prof Dr dr Slamet Suyono SpPD-KEMD, dari sub bagian Endokrinologi RSCM Jakarta, banyak orang, terutama pria, tidak menyadari terkena penyakit DM. Disfungsi ereksi bisa menjadi gejala awal dari diabetes. Dan, ternyata sekitar 30 persen pria penderita DE juga mengidap penyakit diabetes.

Di Indonesia jumlah penderita DM terus meningkat dari tahun ke tahun hingga diperkirakan mencapai tujuh juta pasien pada tahun 2020 atau 1,5 persen sampai dua persen dari masyarakat. DM perlu diwaspadai karena bisa menyerang kepada semua golongan usia, semua tingkat sosial ekonomi, dan lelaki maupun perempuan, dan bukan hanya faktor genetik. Namun, masyarakat di kota besar kemungkinan terkena DM lebih besar daripada di pedesaan. Ini akibat gaya hidup modern seperti kurang gerak atau berolahraga, banyak mengonsumsi makanan berkolestrol dan berkadar lemak tinggi. Akibatnya, tubuh jadi mudah gemuk dan rentan menderita diabetes. Dalam kondisi yang kronis (berlangsung lama), keadaan DM menimbulkan berbagai komplikasi. Yang sering terjadi adalah komplikasi pada pembuluh darah. Komplikasi ini disebut angiopati diabetik, yang menimbulkan penyempitan lumen (rongga) pembuluh darah.

Angiopati pembuluh darah yang berakibat penyempitan rongga pembuluh darah akan menyebabkan terganggunya nutrisi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Pengurangan nutrisi pada saraf akan menyebabkan gangguan saraf yang disebut neuropati. Pada penderita DM yang sudah mengalami komplikasi neuropati, tingkat perangsangannya tidak cukup signifikan untuk menghasilkan perubahan. Akibatnya, pengisian pembuluh darah pada jaringan penis yang erektil tidak mencukupi untuk menghasilkan ketegangan (ereksi) penis yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual. Disamping itu, penderita diabetes juga mengalami gangguan pembuluh darah atau angiopati yang akan mengganggu aliran darah ke penis. Itulah, mengapa penyakit diabetes menyebabkan disfungsi ereksi.

Penulis : Wed
Waktu terbit:
Selasa, 27 Juli 2004
Sumber: Republika Online
Waktu askses: 03 November 2008

Pubertas

Masalah seputar pubertas ini ternyata memang menarik untuk dibicarakan. Ada berbagai macam persoalan yang sering jadi beban pikiran kita dan mengganggu "ketenteraman" kita.

Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan teman-teman kita (frequently asked questions/FAQ) yang sedang dalam periode pubertas. Tapi ternyata tak ada salahnya juga kita menyimak pertanyaan-pertanyaan mereka. Siapa tahu berguna juga buat kita, bahkan bisa meneruskan informasi ini ke teman, tetangga, atau bahkan ke adik kita sendiri!

Apakah gara-gara puber, ada rasa cemburu?

Punya rasa cemburu sama orang lain berarti kita ingin agar perhatian orang yang bersangkutan hanya untuk kita seorang. Adanya rasa bingung itu biasanya normal saja. Itu berarti kita ingin merasa tenang karena yakin akan ada seseorang yang selalu bisa kita andalkan sewaktu kita membutuhkan pertolongan dan dukungan ekstra besar.

Merasa kesal karena pacar sepertinya tak punya perasaan sama dengan kita, itu juga merupakan reaksi emosi yang normal. Cuma, jangan lupa, meskipun dia tidak ngomong apa-apa soal perasaannya, bukan tidak mungkin dia juga punya perasaan yang sama.

Kapan sih sebaiknya kita menggunakan bra?

Pertumbuhan payudara dimulai ketika di daerah sekitar mulai terlihat lingkaran kecil. Lama-kelamaan lingkaran ini membesar sampai akhirnya seluruh area payudara kita membesar. Periode pertumbuhan payudara ini ternyata tidak sama untuk setiap cewek.

Menggunakan bra sebenarnya bukan keharusan. Cuma kita perlu menggunakan bra untuk menjaga bentuk payudara kita. Lagi pula, malu lagi kalau ternyata payudara kita "terlihat" ke mana-mana. Aihhh!

Ada banyak bra yang bisa kita gunakan, mulai dari berbagai macam ukurannya, ada yang pakai tambahan busa, ukuran cup yang berbeda-beda, sport bra yang bisa menahan payudara dengan nyaman, sampai training bra yang cocok banget buat kita yang payudaranya baru mulai tumbuh.

Nah, saat kita mulai merasa perlu menggunakan bra, untuk alasan apa pun, coba diskusikan dulu sama nyokap atau saudara perempuan lain di keluarga kita. Mereka kan sudah pernah melewati masa ini.

Pengalaman mereka akan sangat membantu kita untuk memutuskan bra yang seperti apa yang sebaiknya digunakan. Hanya saja, pastikan ukuran bra tidak terlalu ketat buat kita. Tali bra yang terlalu kuat mengikat pada bahu kita bisa menyebabkan rasa sakit di leher, punggung, dan bahkan lengan kita.

Kenapa sih kita tidak bisa lagi curhat dan ngobrol banyak hal sama ortu?

Jawaban singkatnya: masih bisa kok!

Mau tahu rahasia ortu? Ternyata ortu juga punya beberapa masalah yang sama dengan kita waktu harus menghadapi kita-kita yang lagi puber ini. Misalnya, mereka tiba-tiba saja merasa bahwa mereka benar-benar sudah tua (hiks...). Kadang mereka juga merasa nervous tentang bentuk hubungan bagaimana yang seharusnya terjadi antara mereka sebagai ortu dan kita yang sudah bukan anak kecil lagi. Mereka juga kadang merasa perlu untuk tahu langsung dari kita mengenai apa-apa saja yang kita rasakan. Ini semua terjadi karena ternyata mereka -para ortu-khawatir kita belum bisa menjaga diri kita sendiri sebaik mereka menjaga kita sewaktu kita masih kecil.

Apa pun itu, ortu selalu ingin anaknya selamat, bebas dari berbagai macam masalah. Mungkin mereka juga pernah punya masalah sewaktu mereka puber dulu, makanya sekarang para ortu merasa cemas kita akan melakukan kesalahan yang sama. So guys, ayo kita buktikan kalau kita-remaja-bisa bertanggung jawab dan bisa memilih jalan terbaik buat kita dan keluarga!)

The point is: kita harus bisa bicara satu sama lain dengan ortu dan orang-orang dewasa sekitar kita. Bareng sama ortu, kita bikin kesepakatan-kesepakatan tentang apa yang bisa dan apa yang boleh dilakukan, peraturan-peraturan yang kita buat untuk menjaga perasaan masing-masing, dan yang terpenting: bagaimana menjaga komunikasi satu sama lain.

Tidak ada salahnya kalau kita ungkapkan bagaimana sebenarnya perasaan kita, apa yang kita sukai, apa yang tidak kita sukai dan dengarkan juga apa yang ortu inginkan dan apa yang tidak mereka sukai. Lalu coba diskusikan bagaimana seharusnya kita dan ortu melaksanakan ini semua. Jangan lupa, komunikasi berarti saling berbagi dan saling mendengarkan (bukan hanya saling menyalahkan dan sekadar saling menghakimi)!

Bagaimana caranya mengenali saat-saat akan mendapat menstruasi pertama?

Pertama, tanyakan kepada nyokap kapan beliau mendapat mens pertama. Besar kemungkinan kita juga akan mendapat mens pertama sama seperti saat ibu kita mendapatkan mens pertamanya. Buat patokan, biasanya menstruasi dimulai kira-kira 1-1,5 tahun sesudah pertumbuhan payudara dimulai.

Bagaimana kalau kita mendapat mens pertama, tapi pas enggak di rumah?

Jangan panik. Menstruasi pertama biasanya tidak seperti air bah. Kita jadi punya kesempatan untuk bilang ke guru (misalnya lagi di sekolah) atau mungkin sempat juga telepon ke nyokap untuk bilang dan minta dijemput. Nah, sejak menstruasi pertama ini, jangan lupa untuk selalu menyisakan satu pembalut wanita di dalam tas kita.

Kapan sih pubertas ini berhenti?

Biasanya sih pubertas ini hanya berlangsung beberapa tahun sampai semua perubahan yang terjadi pada tubuh kita ini stabil. Badan kita akan menjadi benar-benar seperti badan orang dewasa, hanya beberapa tahun setelah tubuh kita mencapai tinggi badan optimal. Tinggi badan cewek biasanya mencapai tinggi optimal pada umur 17 tahun (sedangkan cowok pada umur 19 tahun).

Kenapa sih aku paling gede/paling kecil di kelas?

Tidak semua orang mulai puber pada saat yang sama atau dengan pertumbuhan yang sama. Ada yang masa pubernya dimulai awal banget, ada juga yang pubernya terlambat banget. Nah, kalau misalnya ada teman yang badannya tinggi banget, padahal umurnya masih 7 tahun, perhatiin deh, waktu doi umur 10 tahun, biasanya tinggi badannya jadi sama seperti teman-teman lainnya.

Kalau kita benar-benar penasaran dengan periode pubertas, coba deh tanyain bokap-nyokap kapan sih periode pubertas mereka. Sama seperti menstruasi, periode pubertas biasanya tidak beda jauh sama periode mereka.

Kok suaranya jadi cempreng?

Kita semua biasa amati pertumbuhan badan yang terjadi di luar tubuh kita, seperti tinggi badan, bulu-bulu, lekukan-lekukan tubuh. Tapi kita tidak bisa amati perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh kita.

Begitu anak laki-laki mulai puber, pita suaranya juga mulai tumbuh. Pertumbuhan ini menyebabkan nada suaranya juga berubah. Nada suara kita yang sedang puber jadi makin rendah, sementara suara yang keluar tetap seperti suara anak kecil. Kadang suara kita jadi seperti pecah waktu sedang ngobrol, jadi cempreng. Jangan takut, perubahan ini pasti akan menjadi lebih baik.


Penulis: Roellya Ardhyaning Tyas
Waktu terbit: Jumat, 19 September 2003
Sumber: http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0309/19/muda/569857.htm
Waktu akses: 03 November 2008