Selasa, 11 November 2008

5 Hal tentang Tamu Bulanan

Meski sudah mulai menstruasi sejak remaja, tapi tetap saja banyak hal yang belum kita mengerti seputar siklus si tamu bulanan ini.

1. Mengapa muncul gejala PMS?
PMS atau sindrom pramenstruasi (premenstrual syndrom), terjadi karena tubuh kita sensitif terhadap perubahan hormon. "Seminggu atau 10 hari kala haid akan datang, kadar hormon progesteron dan estrogen, berubah dengan cepat," kata Richard P.Frieder, MD, ginekolog di Santa Monica UCLA.

Perubahan hormon tadi menimbulkan berbagai gejala, misalnya perubahan mood, sakit kepala, perut yang terasa melilit, tubuh lemah, dan lesu, atau mendadak demam. Gejala-gejala PMS ini sangat individual sifatnya. Menurut data dari jurnal Archieves of Internal Medicine, 90 persen perempuan mengalami PMS sebelum menstruasi.

Menurut studi yang dilakukan terhadap 3000 wanita, asupan kalsium dosis tinggi dan vitamin D mampu mengurangi gejala-gejala PMS. Selain itu rasa nyeri akibat si tamu bulanan ini juga bisa dikurangi dengan cara mengonsumsi pil kontrasepsi.

2. Kok, Haid Saya Tak Teratur?
Datangnya haid tergantung pada ovulasi (lepasnya sel telur yang matang dan siap dibuahi). Namun karena ovulasi tak selalu teratur, akibatnya tanggal mens juga ikut mundur. Stes dan kelelahan, merupakan penyebab utama tak teraturnya siklus haid.

Sebelum menilai haid Anda tak normal, sebaiknya ketahui dulu siklus haid yang teratur, yakni 25-35 hari, dihitung dari hari pertama haid hingga haid berikutnya. Menurut Mary S.Dolan, spesialis kandungan, tanggal haid yang berbeda dari bulan sebelumnya tak usah terlalu dikhawatirkan. Soalnya, "kekacauan" siklus haid bisa terjadi karena Anda lupa mengingat tanggal terakhir, kenaikan atau penurunan berat badan, gangguan hormonal, atau pola makan yang salah. "Biasanya bulan berikutnya siklus menstruasi akan kembali teratur, namun bila tidak, konsultasikan dengan dokter," katanya.

3. Mungkinkah hamil saat menstruasi?
Mungkin saja, tapi jarang terjadi. Kuncinya adalah mengetahui dengan pasti apakah darah yang keluar adalah darah haid atau bukan. "Terkadang saat masa subur terjadi 'perdarahan' dan dikira sebagai haid. Bila saat itu terjadi pembuahan, mungkin saja bisa hamil," kata Dolan.

Kehamilan juga bisa terjadi bila pembuahan dilakukan di akhir siklus haid. "Secara teknis mungkin haid Anda sudah berakhir dan ovulasi terjadi dua atau tiga hari kemudian. Namun sperma bisa saja masih ada di sana dan membuahi sel telur yang matang," kata Dolan. Jadi tak heran bila Anda hamil.

4. Kalau Saya Haid, Sudah Pasti Tak Hamil?
Salah satu tanda kehamilan adalah tidak dapat haid (amenorea). Namun bila sudah hamil masih terjadi perdarahan atau muncul bercak merah sebaiknya Anda perlu waspada karena mungkin ada masalah dengan janin.

5. Berapala Lama Memakai Pembalut?
Untuk menghindari munculnya bakteri, gantilah pembalut setiap enam jam sekali atau bila dirasa sudah tidak nyaman atau basah. Usahakan daerah sekitar kewanitaan selalu kering saat haid. Keringat dan kelembaban yang tinggi bisa memicu timbulnya iritasi.


Penulis: AN
Waktu terbit: Senin, 20 Oktober 2008
Sumber: http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/20/13281827/5.hal.tentang.tamu.bulanan.
Waktu akses: 11 November 2008

Tidak ada komentar: